Menjadi blogger dengan status pekerjaan tidak menentu bukanlah masalah gampang di Indonesia. Saya masih ingat bagaimana cibiran orang-orang ketika pertama kali kata blogger saya perkenalkan di pertengahan 2005 silam.
Tidak sedikit yang memandang profesi ini sebagai pekerjaan sia-sia, alasannya yaitu hanya menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer tanpa hasil. Kata blogger bagi sebagian orang ketika itu menyerupai alien yang punya banyak sekali bentuk imajinasi.
Alhasil, saya sukses juga terpengaruh kata orang-orang. Ngeblog hanya sebatas hobby dan tidak saya optimalkan. Gaya labil sebagai blogger pemula juga saya kerjakan dengan menciptakan banyak sekali blog, tapi tidak diurus.
Akhirnya saya berhenti sejenak jadi blogger pada pertengahan 2009 alasannya yaitu blog yang saya kelola tidak menghasilkan apa-apa. Padahal di tahun 2008, saya sudah punya akun Google Adsense.
Namun alasannya yaitu sudah tiga kali meminta PIN dan tidak kunjung datang, akun itu dibanned juga. Kejadian ini semakin mempermantap niat saya untuk berhenti jadi blogger. Maklum saja, masih labil.
Dari 2009 hingga selesai 2013, sejumlah media cetak menjadi pelabuan saya untuk menulis. Menjalani profesi sebagai jurnalis menyita banyak waktu hingga kesannya saya benar-benar lupa dengan dunia blog.
Saya kembali memikirkan blog di pertengahan 2013. Kala itu saya menjadi kontributor 3 media online nasional sekaligus. Media daring ini memang sedang happening dan media cetak mengalami banyak krisis.
Karena kepikiran dengan acara bloging yang usang saya tinggalkan, saya pun tetapkan untuk memulai karir sebagai blogger kembali. Langkah utama yang saya tempuh yaitu berhenti menjadi jurnalis di media cetak dan masuk ke media digital.
Dengan bekal ilmu pas-pasan yang sudah saya pelajari semenjak 2005 ditambah lagi keilmuan akademik dibidang teknologi dan komputer, menciptakan saya dengan gampang beradabtasi kembali.
Saya kemudian menjadi editor di salah satu media online lokal di Makassar. Karena kemauan keras membuatkan kemampuan diri dibidang media digital, sejumlah pembinaan strategis tidak saya lewatkan.
Saya selalu menjadi orang pertama yang mengajukan diri bila ada workshop soal media digital. Baik itu ditingkatan lokal hingga skala nasional. Alhasil sejumlah pembinaan dengan orang-orang hebat dibidangnya telah saya lalui.
Meski begitu, saya belum benar-benar menjadi andal dalam hal ini.
Saat masih menjadi editor di media online, tepatnya di 22 Februari 2014 kesannya blog ini saya buat. Tidak ada niat sama sekali untuk menyebabkan blog ini sumber penghasilan utama. Blog ini pun saya buat hanya sebagai bentuk pengingat saja.
Karena keterbatasan saya dalam mengingat sesuatu sangat buruk, kesannya saya harus menuliskan segala sesuatunya. Bahkan hingga harus detail mengenai cara-caranya. Dari dulu cara berguru saya memang unik, saya gres bisa paham dengan sesuatu ketika saya menuliskannya atau mengerjakannya langsung.
Dengan keinginan apa yang saya tuliskan bisa juga dipelajari orang lain, semua hal perihal blog saya tuangkan dalam Blogooblok. Saya berguru bersama dengan pembaca blog ini, bahkan kadang saya banyak berguru dari mereka yang berkomentar.
Lihat: Selamat Datang !
Dunia blog yang saya pelajari bukan hanya soal menulis, mempercantik blog dan meningkatkan trafik. Lebih luas dari itu, saya juga mendalami bagaimana distribusi konten yang baik, menciptakan branding hingga cara monetize yang tepat.
Perubahan gaya hidup masyarakat secara tidak eksklusif merubah banyak hal. Tidak terkecuali di dunia digital. Karena sudah punya bekal, saya pun bisa dengan gampang beradabtasi. Hingga akhirnya, pertengahan tahun 2014, saya berhenti jadi editor online.
Pilihan ini mengejutkan banyak orang. Meski proposal kembali datang, banyak yang kesannya saya tolak. Saya betul-betul menjadi full time blogger yang mengharap penghasilan dari blog. Selama beberapa bulan, semua berjalan dengan baik. Meski penghasilan tidak seberapa, namun semua tercukupkan.
Hingga kesannya di pertengahan 2015, saya dengan beberapa sahabat kesannya setuju untuk membangun media digital sendiri. Namanya, Bicara.ID. Tulisan-tulisan dalam blog itu memang sedikit lebih berat. Kontennya juga lebih umum dan bersifat informatif.
Konsep awalnya ingin membawa Bicara.ID menjadi media online besar dengan segmen dan cara bertutur beda dengan media lainnya. Tulisan-tulisan yang disajikan lebih bersifat penting dan lengkap.
Namun konsep besar yang saya berdiri bersama teman, tidak bisa dijalankan tanpa modal yang kuat. Alhasil, blog itu hanya menjadi blog biasa yang hanya diupdate sekali sehari. Namun ketika ini mulai saya buka untuk siapa saja yang ingin menulis. Meski belum ada bayarannya.
Cita-cita untuk membuatkan Bicara.ID tidak pernah padam, tapi memang membangun startup membutuhkan modal yang besar lengan berkuasa dan itu yang masih terus saya perjuangkan.
Sembari membuatkan Bicara.ID, Blogooblok tetap jalan semestinya. Diluar ekspektasi saya, Blogooblok bisa melejit dengan cepat. Tidak ada tools yang saya gunakan dalam blog ini, begitu pula cara-cara pcising lainnya, tapi blog ini ternyata punya banyak penggemar.
Menjelang ulang tahunnya yang ke-dua. Blogooblok sudah bisa mengundang trafik organik yang tinggi (bisa dilihat dilaman Report), begitu juga dengan rangking di Alexa. Blogooblok hingga 16 Februari 2016 telah menduduki peringat 756 di Indonesia.
Banyak orang yang bertanya, apa yang saya gunakan sehingga bisa menyebabkan blog ini dengan cepat melejit. Beberapa orang juga penasaran, bagaimana mungkin, blog dengan usia dua tahun sudah menerima rangkin dibawah 1000.
Lihat: Hadiah Ulang Tahun dari Alexa
Tidak ada trik khusus yang saya gunakan, saya hanya mengisi blog ini sebagaimana mestinya dan mencoba melaksanakan segala sesuatunya dengan senatural mungkin. Memang ada beberapa pembeda, postingan saya dengan blog lainnya, tapi saya pikir itu hanya pembeda kecil.
Intinya, saya tidak pernah dan tidak mau melaksanakan cara-cara kotor mempercepat trafik tinggi datang. Saya akan selalu mensyukuri berapapun trafik yang tercipta setiap hari.
Jika kurang, artinya saya harus membangun taktik kembali, namun bila banyak, harus kian dioptimalkan. Blog ini, meski terlihat sederhana, telah mengantarkan saya ke banyak sekali pencapaian. Berkat blog sederhana ini pula, saya beberapa kali dipanggil jadi pembicara, bukan hanya ditingkatan lokal, tapi juga nasional.
Soal penghasilan atau trafik, blog ini masih jauh dari kata besar. Masih banyak blogger Indonesia yang punya trafik lebih besar dari Blogooblok, begitu juga dengan penghasilannya.
Meski begitu, Blogooblok selalu ingin mengajak siapun untuk memantau dan mengetahui isi rumah blog ini. Trafiknya selalu saya update setiap bulan, sehingga siapun bisa mengetahuinya. Untuk penghasilan, belum bisa saya publikasikan, alasannya yaitu belum layak diinformasikan.
Akhir kata, menjadi blogger selalu punya dongeng yang menarik. Nikmati saja jalan setapak ini dengan damai, maka semua akan baik-baik saja pada akhirnya. Blog itu yaitu investasi jangka panjang, jadi jangan berpikir akan eksklusif kaya hari ini.
Saya sendiri ingin mengucapkan selamat milad buat Blogooblok. Semoga terus bermanfaat!
+Wisa Rahardi
Tidak sedikit yang memandang profesi ini sebagai pekerjaan sia-sia, alasannya yaitu hanya menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer tanpa hasil. Kata blogger bagi sebagian orang ketika itu menyerupai alien yang punya banyak sekali bentuk imajinasi.
Alhasil, saya sukses juga terpengaruh kata orang-orang. Ngeblog hanya sebatas hobby dan tidak saya optimalkan. Gaya labil sebagai blogger pemula juga saya kerjakan dengan menciptakan banyak sekali blog, tapi tidak diurus.
Akhirnya saya berhenti sejenak jadi blogger pada pertengahan 2009 alasannya yaitu blog yang saya kelola tidak menghasilkan apa-apa. Padahal di tahun 2008, saya sudah punya akun Google Adsense.
Namun alasannya yaitu sudah tiga kali meminta PIN dan tidak kunjung datang, akun itu dibanned juga. Kejadian ini semakin mempermantap niat saya untuk berhenti jadi blogger. Maklum saja, masih labil.
Dari 2009 hingga selesai 2013, sejumlah media cetak menjadi pelabuan saya untuk menulis. Menjalani profesi sebagai jurnalis menyita banyak waktu hingga kesannya saya benar-benar lupa dengan dunia blog.
Saya kembali memikirkan blog di pertengahan 2013. Kala itu saya menjadi kontributor 3 media online nasional sekaligus. Media daring ini memang sedang happening dan media cetak mengalami banyak krisis.
Karena kepikiran dengan acara bloging yang usang saya tinggalkan, saya pun tetapkan untuk memulai karir sebagai blogger kembali. Langkah utama yang saya tempuh yaitu berhenti menjadi jurnalis di media cetak dan masuk ke media digital.
Dengan bekal ilmu pas-pasan yang sudah saya pelajari semenjak 2005 ditambah lagi keilmuan akademik dibidang teknologi dan komputer, menciptakan saya dengan gampang beradabtasi kembali.
Saya kemudian menjadi editor di salah satu media online lokal di Makassar. Karena kemauan keras membuatkan kemampuan diri dibidang media digital, sejumlah pembinaan strategis tidak saya lewatkan.
Saya selalu menjadi orang pertama yang mengajukan diri bila ada workshop soal media digital. Baik itu ditingkatan lokal hingga skala nasional. Alhasil sejumlah pembinaan dengan orang-orang hebat dibidangnya telah saya lalui.
Meski begitu, saya belum benar-benar menjadi andal dalam hal ini.
Saat masih menjadi editor di media online, tepatnya di 22 Februari 2014 kesannya blog ini saya buat. Tidak ada niat sama sekali untuk menyebabkan blog ini sumber penghasilan utama. Blog ini pun saya buat hanya sebagai bentuk pengingat saja.
Karena keterbatasan saya dalam mengingat sesuatu sangat buruk, kesannya saya harus menuliskan segala sesuatunya. Bahkan hingga harus detail mengenai cara-caranya. Dari dulu cara berguru saya memang unik, saya gres bisa paham dengan sesuatu ketika saya menuliskannya atau mengerjakannya langsung.
Dengan keinginan apa yang saya tuliskan bisa juga dipelajari orang lain, semua hal perihal blog saya tuangkan dalam Blogooblok. Saya berguru bersama dengan pembaca blog ini, bahkan kadang saya banyak berguru dari mereka yang berkomentar.
Lihat: Selamat Datang !
Dunia blog yang saya pelajari bukan hanya soal menulis, mempercantik blog dan meningkatkan trafik. Lebih luas dari itu, saya juga mendalami bagaimana distribusi konten yang baik, menciptakan branding hingga cara monetize yang tepat.
Perubahan gaya hidup masyarakat secara tidak eksklusif merubah banyak hal. Tidak terkecuali di dunia digital. Karena sudah punya bekal, saya pun bisa dengan gampang beradabtasi. Hingga akhirnya, pertengahan tahun 2014, saya berhenti jadi editor online.
Pilihan ini mengejutkan banyak orang. Meski proposal kembali datang, banyak yang kesannya saya tolak. Saya betul-betul menjadi full time blogger yang mengharap penghasilan dari blog. Selama beberapa bulan, semua berjalan dengan baik. Meski penghasilan tidak seberapa, namun semua tercukupkan.
Hingga kesannya di pertengahan 2015, saya dengan beberapa sahabat kesannya setuju untuk membangun media digital sendiri. Namanya, Bicara.ID. Tulisan-tulisan dalam blog itu memang sedikit lebih berat. Kontennya juga lebih umum dan bersifat informatif.
Konsep awalnya ingin membawa Bicara.ID menjadi media online besar dengan segmen dan cara bertutur beda dengan media lainnya. Tulisan-tulisan yang disajikan lebih bersifat penting dan lengkap.
Namun konsep besar yang saya berdiri bersama teman, tidak bisa dijalankan tanpa modal yang kuat. Alhasil, blog itu hanya menjadi blog biasa yang hanya diupdate sekali sehari. Namun ketika ini mulai saya buka untuk siapa saja yang ingin menulis. Meski belum ada bayarannya.
Cita-cita untuk membuatkan Bicara.ID tidak pernah padam, tapi memang membangun startup membutuhkan modal yang besar lengan berkuasa dan itu yang masih terus saya perjuangkan.
Sembari membuatkan Bicara.ID, Blogooblok tetap jalan semestinya. Diluar ekspektasi saya, Blogooblok bisa melejit dengan cepat. Tidak ada tools yang saya gunakan dalam blog ini, begitu pula cara-cara pcising lainnya, tapi blog ini ternyata punya banyak penggemar.
Menjelang ulang tahunnya yang ke-dua. Blogooblok sudah bisa mengundang trafik organik yang tinggi (bisa dilihat dilaman Report), begitu juga dengan rangking di Alexa. Blogooblok hingga 16 Februari 2016 telah menduduki peringat 756 di Indonesia.
Banyak orang yang bertanya, apa yang saya gunakan sehingga bisa menyebabkan blog ini dengan cepat melejit. Beberapa orang juga penasaran, bagaimana mungkin, blog dengan usia dua tahun sudah menerima rangkin dibawah 1000.
Lihat: Hadiah Ulang Tahun dari Alexa
Tidak ada trik khusus yang saya gunakan, saya hanya mengisi blog ini sebagaimana mestinya dan mencoba melaksanakan segala sesuatunya dengan senatural mungkin. Memang ada beberapa pembeda, postingan saya dengan blog lainnya, tapi saya pikir itu hanya pembeda kecil.
Intinya, saya tidak pernah dan tidak mau melaksanakan cara-cara kotor mempercepat trafik tinggi datang. Saya akan selalu mensyukuri berapapun trafik yang tercipta setiap hari.
Jika kurang, artinya saya harus membangun taktik kembali, namun bila banyak, harus kian dioptimalkan. Blog ini, meski terlihat sederhana, telah mengantarkan saya ke banyak sekali pencapaian. Berkat blog sederhana ini pula, saya beberapa kali dipanggil jadi pembicara, bukan hanya ditingkatan lokal, tapi juga nasional.
Soal penghasilan atau trafik, blog ini masih jauh dari kata besar. Masih banyak blogger Indonesia yang punya trafik lebih besar dari Blogooblok, begitu juga dengan penghasilannya.
Meski begitu, Blogooblok selalu ingin mengajak siapun untuk memantau dan mengetahui isi rumah blog ini. Trafiknya selalu saya update setiap bulan, sehingga siapun bisa mengetahuinya. Untuk penghasilan, belum bisa saya publikasikan, alasannya yaitu belum layak diinformasikan.
Akhir kata, menjadi blogger selalu punya dongeng yang menarik. Nikmati saja jalan setapak ini dengan damai, maka semua akan baik-baik saja pada akhirnya. Blog itu yaitu investasi jangka panjang, jadi jangan berpikir akan eksklusif kaya hari ini.
Saya sendiri ingin mengucapkan selamat milad buat Blogooblok. Semoga terus bermanfaat!
+Wisa Rahardi
Comments